Sudah pasti tawa mengandung air mata Tinggal apa yg ingin kau teteskan Butir air mata mengandung keangkuhan sia-sia Atau air mata ketakberdayaanmu pada sang Illahi Tangis itu mudah Tangisi telapak kaki di atas tanah Tak pernah kau bersusah payah Coba? Tangisi apa yg kan terpendam di dalam tanah Sulit? Tak terpikirkan Bahkan hanya guyonan Renungkan hai kau Air mata tak akan jatuh ke atas Apalagi keluar dari tanah. Hidup adalah kesempatan.
Ketika kukatakan terdengar menggelikan. Ketika kupikirkan, kutertawa. Ketika kurasakan, tawaku jadi hampa. Aku tak menangis. hanya saja kutak pernah kira, hal begini datang padaku juga. Sakit. Patah. Jadi seperti ini. Layaknya kuberpacu dengan degup jantung dan isi perut. Berdegup cepat dan gugup, sakit perut entah mual atau lapar. Sesaat aku berantakan. Aku ingin menangis, tapi hanya tawa yang keluar. Aku terluka. Aku takut. Luka ini jadi garam untuk lukaku yang lain. Aku tak bersedia. Aku harus akhiri. Semoga.